Sabtu, 05 November 2016

GERAKAN BI Provinsi NTB DALAM MELESTARIKAN BUDAYA INDONESIA
Oleh: Sirojul Huda
Masih banyak orang yang beranggapan bahwa latihan bela diri sama dengan berlatih kekerasan. Karana  didalam berlatih bela diri kita tidak lepas dari yang namanya pukulan, tendangan, menyerang, menghindar, dan menangkis, itu semua gerakan-gerakan umum dari perkelahian. Sebenarnya tidak salah juga  jika orang beranggapn seperti itu terutama yang belum pernah ikut mencoba mempelajari sebuah latihan beladiri. Akan tetapi Bank indonesia Provensi NTB tidak gentar dengan hal itu untuk belajar beladiri, karena manfaat belajar beladiri sangat banyak, yang dimana tujuan utama beladiri adalah selamat. karena terkadang sebuah konflik atau kejahatan bisa dihindari ketika lawan atau pelaku kejahatn mengurungkan niat untuk berhadapan dengan kita, karena emosi mereka menurun atu menjadi segan, jika kita menghadapinya dengan tenang dan percaya diri, namun jika konflik tidak bisa dihindari setidaknya kita sudah siap menghadapinya.
Selain itu, belajar bela diri juga menjadikan badan lebih sehat dan bugar, seperti halnya manfaat olahraga yang lain. Berlatih bela diri secara teratur sama manfaatnya dengan berolahraga  secara teratur, yaitu akan meningkatkan kebugaran, karna otot yang ada pada tubuh manusia akan terlatih untuk bergerak dan membuat tubuh menjadi lebih sehat serta meningkatkan daya tahan tubuh dan tidak mudah sakit. Gerakan-gerakan tertentu, terutama yang mengunakan unsur kecepatan, turut memacu fungsi jantung dan paru-paru. Sehingga peredaran darah dan napas kita akan lebih lancar, dan masih banyak lagi mannfaat-manfaat bela diri yang lain. Akan tetapi yang terpentng bagi BI dalam mengadakan pelatihan bela diri ini adalah untuk menjalin rasa solidaritas yang tinggi bagi pegawai Bank Indonesia dan GenBI (Generasi baru indonesia), Karna kehidupan mengharuskan kita memiliki rasa solidaritas, karna rasa solidaritas itulah akan membuat diri kita menjadi lebih kuat dan utuh.
Bank Indonesia provinsi NTB mengadakan sebuah pelatihan beladiri untuk pegawai BI dan  GenBI. yang di adakan di halaman depan kantor perwakilan Bank Indonesia provinsi NTB, yang lebih menarik lagi bank indonesia lebih memilih beladiri jenis pencak silat, kenapa bank indonesia lebih memilih belajar beladiri jenis pencak silat? Karena  selain untuk menjaga kesehatan dan rasa solidaritas antar pegawai bank, Bank Indoneisa mengadakan pelatihan bela diri pencak silat ini bertujuan untuk melestarikan budaya asli Indonesia karna di Indonesia sudah banyak jenis-jenis bela diri yang berasl dari luar negri yang masuk ke Indonesia, oleh sebab itu Bank Indonesia sangat antusias untuk melakukan kegitan ini, karna selain menjaga kesehatan tubuh juga melestarikan budaya-budaya asli indonesia. Karena seperti yang kita ketahui pencak silat itu adalah suatu seni beladiri tradisional yang berasal dari Indonesia.
Lebih menarik lagi, Bank Indonesia provinsi NTB juga mempunyai pelatih bela diri pencak  silat dari kalangan GenBI yang dimana pengalaman dalam dunia persilatan sudah cukup memadai untuk memberikan dan menyalurkan ilmu-ilmunya kepada pegawai-pegawai Bank Indonesi provinsi NTB dan teman-teman GenBI NTB, dan tentu saja Bank Indonesia provinsi NTB sangat Bangga dengan hal itu karena anak-anak GenBI NTB sangat banyak mempunyai kreativitas yang cukup bagus dan bisa dimanfaatkan seperti seni beladiri, oleh sebab itu Bank Indonesia tidak sembarang dalam merekrut atau memilih anggota GenBI khususnya NTB. sebelum masuk GenBI harus melewati tes yang dimana hasil tes tersebut akan menjadi pertimbangan pihak BI dalam menentukan siapa yang berhak menjadi anggota GenBI, karna menjadi anggota GenBI harus mempunya kretivitas yang baik dan bagus karna GenBI merupakan (Generasi Baru Indonesia) “agen of change”.








UANG LOGAM JANGAN  DIPANDANG DENGAN SEBELAH MATA
Oleh: Sirojul Huda

Uang logam atau uang koin biasanya diterbitkan oleh pemerintah sebagai alat teransaksi ekonomi, uang logam ini biasanya memiliki dua sisi yang menampikan nilai uang dan disisi sebaliknya berbentuk gambar, di indonesia uang logam yang beredar sangat banyak akan tetapi kenapa masyarakat memandang uang logam ini sebagai uang yang mempunyai nilai yang kecil.
memang benar kata masyarakat uang logam tersebut memiliki nilai yang sangat kecil, akan tetapi masyarakat tidak pernah memahami koin tersebut secara jelas, contohnya seperti saat-saat sekarang ini, seringkali kita menemukan masyaraka tyang  tidak mau disusuk dengan uang logam atau koin. Mereka mengagap uang koin itu tidak mempunyai arti lebih dari uang kertas, memng betul akan tetapi pasti pemerintah mengeluarkan uang koin atau uang  logam  tersebut mempunyai alasan dan tujuan.
Buat apa pemerintah mengeluarkan uang logam kalau tidak memiliki mamfaat, hanya saja masyarakat kita terlalu gengsi dengan uang logam, apalagi anak-anak muda jaman sekarang  sangat tidak peduli dengan keberadan uang logam. Mereka merasa gengsi membawa uang logam, seperti yang saya amati sendiri, anak-anak muda sekarang tidak pernah mau menerima apabila disusuk dengan uang logam, padahal uang logam tersebuat banyak memiliki mamfaat dan sama-sama bernilai seperti uang-uang kertas lainnya. Hanya saja nilai yang lebih rendah dan berbentuk bulat, apkah dengan itu mereka malu?.
Uang logam sering sekali diremehkan dan ditelantarkan begitu saja, padahal uang logam sangat membantu bagi yang membutuhkannya. Akan tetapi seringkali oarng meremehkan, menelantarkan malahan tidak mau menerima uang logam tersebut. Orang mengangap remeh  uang logam dan tidak terlalu diperhitungkan, padahal bila kita tumpuk dan kumpulkan ternyata uang-uang logam tersebut bisa menjadi bernilai. Dengan keadaan seperti yang sekarang ini saya sebagai anak didik Bank Indonesia GenBI (Generasi Baru Indonesia) sangat perihatin sekaligus sedih melihat masyarakat yang sekarng ini, yang tidak pernah peduli terhadap keberadaan uang logam terutama pemud pemudi.
Seharusnya kita sebagi pemuda pemudi harus bisa menjadi penerus bangsa yang mempunyai rasa kepedulian yang tinggi terutama kepedulian terhadap uang koin atau logam. Bank indonesia juga sangat perihatin dengan keadaan yang seperti ini sehingg sebagai kepedulian Bank Indonesia sering menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan uang logam agar seluruh  masyarkat dari kalangan tua maupun muda peduli terhadap uang koin atau logam.
Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang telah diselenggarakan oleh Bank Indonesia terhadap uang logam ini, saya sebagai Generasi Baru Indonesia (GenBI) juga tidak tinggal diam dengan keadaan seperti ini saya cukup sedih dengan keberadan uang logam atau uang koin yang terlihat diterlantarkan dimana-mana diabaikan begitu saja, oleh sebab itu sebagai rasa kepedulian saya terhadap uang logam saya mencoba membuat wadah tempat penampungan uang dan juga saya bekerja sama dengan pemuda-pemuda yang ada di Desa Midan untuk mencoba membentuk sebuah tim atau kelompok untuk mengumpulkan uang-uang logam yang beredar dan yang di telantarkan oleh  masayarakat.
Tim kami Ini mempunyai nama tim Pemuda Koin yang dimana  kami  membentuk sebuah sanggar namun sanggar ini berbeda dengan sanggar-sanggar yang lain. Sanggar ini kami sebut Sanggar Koin yang dimana sanggar ini adalah tempat kami mengumpulkan koin dan memberikan pembelajaran kepada adik-adik yang ada di Desa Midang agar mereka lebih tau arti koin tersebut dan disana kami selalu membuka pintu  kepada masyarkat Midang untuk meberikan koin yang mereka miliki agar tidak terbuang sia-sia.
Apabila uang koin tersebut sudah banyak terkumpul, kemudian kami mulai memilih dan memilah-milahnya agar bisa kita tukar di Bank Indonesia (BI) atau bank-bank yang lain, setelah uang logam tersebut berubah menjadi uang kertas, kami akan menyumbangkan uang tersebut kepada hamba sahaya atau masyarakat yang kurang mampu atau minim ekonomi. Tapi hal ini kami laksanakan apabila uang hasil pengumpulan koin tersebut berjumlah banyak, akan tetapi kalau tidak banyak kami akan mengumupulkan remaja-remajai masyarakat Midang untuk belajar bersama, makan-makan bersama agar remaja-remaji di Desa Midang itu peduli akan keberadaan uang logam, biar tidak hanya memandang dengan sebelah mata dan  mengandalkana gengsi belaka, saya juga sangat mengharapkan mereka sebagai pemuda pemudi masyarkat midang bisa sebagi contoh di linkungan masyarakat, agar semua masyarakat bisa peduli terhadap keberadaan  uang logam.